Anti-Sosial
KATA PENGHANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul Dampak
Negatif dari Kehidupan Anti-Sosial ini membahas mengenai tentang seseorang yang
terbiasa hidup sendiri dan menutup dirinya dari orang lain. Dalam penulisan
makalah ini saya banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulisan makalah ini. Saya sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, Hal itu di karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya.
Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita. Akhir kata,
saya memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan.
Jakarta,21 Januari 2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
1. Latar Belakang
Di era sekarang ini sudah banyak orang yang kecanduan dengan
sosial media, mereka terlalu asyik dengan adanya sosial media itu sendiri. Semakin
hari kian menjadi gejala umum yang tidak hanya terjadi di kota-kota besar,
namun juga sudah merambah ke kota-kota kecil bahkan ke perdesaan. Ini
terjadi karena banyak sebab, namun media dipercayai memiliki peran
penting, di samping minimnya peran keluarga, sekolah, dan lingkungan dalam
memberikan pengetahuan yang baik kepada para pelaku. Akun jejaring
sosial kini dipandang sebagai identitas seseorang dalam pergaulan. Fenomena
sosial media memang sedang jadi tren di kalangan masyarakat. Tidak hanya anak
muda, bahkan orang tua pun juga ikutan online. Menurut survei yang dilakukan
oleh netdna-cdn.com, 24% orang kehilangan momen spesial mereka karena sibuk
membagikan momen tersebut lewat jejaring sosial. Misalnya, Anda bertemu dengan
sahabat lama di sebuah kafe. Tanpa sadar, Anda sibuk memainkan iPad atau ponsel
Anda untuk membagikan momen penting tersebut ke situs sosial media tanpa
memperdulikan lingkungan disekitar anda.
1. 2. Tujuan
Tujuan dari saya menulis karya tulis ini adalah:
a. Memberikan pengetahuan tentang apa itu Anti-Sosial
b. Memberikan pengetahuan tentang sebab-akibat seseorang menjadi anti sosial
c. Memberikan pengetahuan tentang solusi bagaimana menghindari sifat anti-sosial
1. 3. Manfaat
Manfaat dari saya menulis karya tulis ini adalah:
a. Menjadikan pembaca menghindari faktor-faktor yang membuat seseorang menjadi anti-sosial
b. Menjadikan pembaca lebih menghargai pertemanan
c. Menjadikan pembaca lebih perduli terhadap lingkungan
Tujuan dari saya menulis karya tulis ini adalah:
a. Memberikan pengetahuan tentang apa itu Anti-Sosial
b. Memberikan pengetahuan tentang sebab-akibat seseorang menjadi anti sosial
c. Memberikan pengetahuan tentang solusi bagaimana menghindari sifat anti-sosial
1. 3. Manfaat
Manfaat dari saya menulis karya tulis ini adalah:
a. Menjadikan pembaca menghindari faktor-faktor yang membuat seseorang menjadi anti-sosial
b. Menjadikan pembaca lebih menghargai pertemanan
c. Menjadikan pembaca lebih perduli terhadap lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Anti-Sosial
Pengertian dari perilaku Anti-Sosial menurut pandangan psikologi adalah
perilaku yang kurang pertimbangan untuk orang lain dan yang dapat menyebabkan
kerusakan pada masyarakat, baik sengaja atau melalui kelalaian, karena
bertentangan dengan perilaku pro-sosial, perilaku yang membantu atau bermanfaat
bagi masyarakat. hukum pidana dan hukum sipil di berbagai
negara menawarkan solusi untuk perilaku anti sosial. Secara sederhana, perilaku antisosial bisa digambarkan sebagai `perilaku yang tidak diinginkan sebagai akibat dari gangguan kepribadian dan merupakan lawan dari perilaku prososial'. Perilaku antisosial bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa ada
batasan usia, namun karena
`penyimpangan' ini dikategorikan sebagai `penyimpangan'
ringan dari tatanan sosial yang umum diterima bersama, secara umum perilaku antisosial
identik dengan anak-anak muda usia sekolah.
Oleh karena perilaku antisosial identik dengan anak-anak usia sekolah, lembaga-lembaga
pendidikan memiliki peran yang tidak kecil untuk
memberikan sumbangan agar perilaku ini tidak membesar sehingga merongrong bangunan
sosial yang telah ada. Contoh paling kasatmata untuk ini adalah penggunaan knalpot
racing dan menjamurnya peminta amal yang semakin
hari kian mengganggu kehidupan sosial kita. Kedua kasus ini terjadi di jalan raya yang
mengganggu kepentingan umum. Oleh karena lemahnya
penegakan hukum dan kontrol sosial, kedua kasus tersebut telah dianggap sebagai perilaku lazim
yang normal oleh masyarakat umum. Tentu ini
kabar tidak baik yang harus diperbaiki oleh lembagalembaga sosial dan negara.
a.
Ciri
– ciri Individu yang Memiliki Kepribadian Anti-Sosial
Ciri individu yang memiliki kepribadian anti-sosial dapat dilihat dari berbagai perilaku yang muncul yang mengindikasikan adanya kepribadian anti-sosial, adapun bentuk perilaku anti-sosial pada anak – anak antara lain (Hurlock,1978.h.263 & 274)
1) Negativisme. Perlawanan terhadap tekanan dari pihak lain untuk berperilaku tertentu
Ciri individu yang memiliki kepribadian anti-sosial dapat dilihat dari berbagai perilaku yang muncul yang mengindikasikan adanya kepribadian anti-sosial, adapun bentuk perilaku anti-sosial pada anak – anak antara lain (Hurlock,1978.h.263 & 274)
1) Negativisme. Perlawanan terhadap tekanan dari pihak lain untuk berperilaku tertentu
2)
Agresi.
Tindakan permusuhan yang nyata atau ancaman permusuhan, dan biasanya tidak
ditimbulkan oleh orang lain, dan dilakukan pada anak yang lebih kecil.
3)
Pertengkaran.
Perselisihan pendapat yang mengandung kemarahan yang umumnya dimulai apabila
seseorang mengadakan penyerangan yang tidak beralasan
4)
Mengejek
dan menggertak. Mengadakan serangan baik yang bersifat lisan (mengejek) maupun
fisik (menggertak)
5)
Perilaku
yang sok kuasa. Kecenderungan untuk mendominasi orang lain atau menjadi “majikan”
6)
Egosentrisme.
Cenderung berfikir dan berbicara tentang diri mereka sendiri
7)
Prasangka.
Biasanya dengan membedakan orang – orang yang ia kenal
8)
Antagonisme
jenis kelamin. Biasanya dengan jalan menghindari bergaul dengan anak perempuan
dan tidak melakukan aktivitas yang dianggap sebagai aktivitas anak perempuan
9)
Antagonistic
terhadap setiap orang. Perasaannya mudah tersinggung dengan pandangan mencemooh
10) Merasa bosan dengan aktivitas sosial,
misalnya enggan mengikuti pertemuan keluarga dan mengikuti perayaan besar
11) Sebagian besar waktunya digunakan
untuk menyendiri
12) Dengan sengaja menolak berkomunikasi
dengan orang lain. Apabila ditanya, biasanya mereka menutup pertanyaan dengan
jawaban “enggak ingat” dan atau “enggak tahu”
13) Mengadakan pelanggaran –
pelanggaran terhadap aturan atau norma sosial yang berlaku
2. Sebab-akibat dari perilaku Anti-sosial
Sosial
dan lingkungan rumah juga berperan dalam menunjang perkembangan perilaku
antisosial. Orang tua dari anak-anak bermasalah sering menunjukkan tingkat
tinggi perilaku antisosial sendiri. Dalam satu penelitian besar, orang tua anak
laki-laki lebih sering bermasalah alkohol atau pidana, dan rumah mereka sering
terganggu oleh perceraian, perpisahan atau tidak adanya orangtua. Disiplin
tidak menentu atau tidak patut dan pengawasan yang tidak memadai telah
dikaitkan dengan perilaku antisosial pada anak-anak. Melibatkan orang tua
cenderung untuk memonitor perilaku anak, menetapkan aturan dan melihat bahwa
mereka mematuhi, memeriksa keberadaan anak, dan mengarahkan mereka dari
teman-teman bermain bermasalah. pengawasan yang baik adalah kurang cenderung di
rumah-rumah yang rusak karena orang tua mungkin tidak tersedia, dan orang tua
sering antisosial kurangnya motivasi untuk mengawasi anak-anak mereka.
Pentingnya pengawasan orangtua juga ditekankan ketika antisocials tumbuh dalam
keluarga besar dimana setiap anak kurang mendapat perhatian secara
proporsional.
Seorang
anak yang tumbuh di sebuah rumah terganggu dapat memasukkan orang dewasa di
dunia terluka secara emosional. Tanpa memiliki ikatan yang kuat dikembangkan,
dia egois dan tidak peduli kepada orang lain. Kurangnya disiplin hasil
konsisten dalam hal kecil untuk aturan dan menunda kepuasan. Dia tidak memiliki
model peran yang tepat dan belajar untuk menggunakan agresi untuk memecahkan
perselisihan. Dia gagal untuk mengembangkan empati dan kepedulian bagi
orang-orang di sekitarnya.
Antisosial
anak-anak cenderung memilih teman bermain dengan ana yang sama. Pola dasar
biasanya berkembang selama tahun-tahun sekolah dasar, ketika rekan kelompok
penerimaan dan perlu menjadi bagian pertama menjadi penting. anak agresif
adalah yang paling mungkin akan ditolak oleh rekan-rekan mereka, dan penolakan
ini mendorong orang buangan sosial untuk membentuk ikatan dengan satu sama
lain. Hubungan ini dapat mendorong dan pahala agresi dan perilaku antisosial
lainnya. Asosiasi tersebut kemudian dapat mengakibatkan keanggotaan geng.
Penyalahgunaan
Anak juga telah dikaitkan dengan perilaku antisosial. Orang dengan ASP
lebih mungkin daripada yang lain telah disalahgunakan sebagai anak-anak. Hal
ini tidak mengherankan karena banyak dari mereka tumbuh dengan orang tua
antisosial lalai dan kadang-kadang kekerasan. Dalam banyak kasus, pelecehan
perilaku belajar menjadi orang dewasa yang sebelumnya disiksa mengabadikan
dengan anak-anak mereka sendiri.
Telah
dikemukakan bahwa pelecehan awal (seperti gemetar penuh semangat anak) adalah
sangat berbahaya, karena dapat mengakibatkan cedera otak. Trauma kejadian dapat
mengganggu perkembangan normal sistem saraf pusat, sebuah proses yang berlanjut
selama bertahun-tahun remaja. Dengan memicu pelepasan hormon dan bahan kimia
otak lainnya, peristiwa stress dapat mengubah pola perkembangan normal.
3. Cara membuat seseorang tidak menjadi Anti-sosial
1.
Mengadakan penyuluhan sosial di
sekolah,perkantoran dan lain-lain
2.
Para pelaku terapi sudah
mengarahkan pendirita kepada isu moral dalam pengobatan, dengan komunikasi yang
sangat terapoitik, namun ternyata hasil yang terlihat belum maksimal
3. Sekolah diharapkan menjadi tempat mempelajari, menjiwai, dan mempraktikkan segala hal baik yang menguntungkan dan menghindari tindakan-tindakan yang merugikan masyarakat.
4.
Mengenalkan dunia kepada
anak-anak
5.
Mengajaknya bermain dan melatih
komunikasi yang baik
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat di ambil adalah perilaku antisosial bisa dilakukan oleh siapa saja. Sosial dan lingkungan rumah juga berperan dalam menunjang perkembangan perilaku antisosial. Secara sederhana, perilaku antisosial bisa digambarkan sebagai `perilaku yang tidak diinginkan sebagai akibat dari gangguan kepribadian dan merupakan lawan dari perilaku prososial'.
II. SARAN
Saya
menyarankan setiap makhluk sosial yang mengalami kelainan dalam cara
mensosialisasikan dirinya untuk segera di bawa ke psikolog terdekat karena dengan
adanya motivasi-motivasi yang membuat dia semangat lagi adalah hal yang di
inginkan oleh orang-orang yang mengalaminya
DAFTAR PUSAKA
Wikipedia.com
Google.com
Tulisan yang menarik. Di awal tulisan disebutkan
ReplyDelete"Tanpa sadar, Anda sibuk memainkan iPad atau ponsel Anda untuk membagikan momen penting tersebut ke situs sosial media tanpa memperdulikan lingkungan disekitar anda."
Memang terlihat jelas akhir-akhir ini telah terjadi banyak penyimpangan perilaku seseorang dengan gadget mereka masing-masing. Bahkan anak-anak yang seharusnya banyak bermain dengan teman sebayanya pun sudah terlalu sibuk sendiri menatap layar gadgetnya.
Akan tetapi berdasarkan pengertian anti sosial
"Pengertian dari perilaku Anti-Sosial menurut pandangan psikologi adalah perilaku yang kurang pertimbangan untuk orang lain dan yang dapat menyebabkan kerusakan pada masyarakat, baik sengaja atau melalui kelalaian, karena bertentangan dengan perilaku pro-sosial, perilaku yang membantu atau bermanfaat bagi masyarakat."
Saya masih rancu dengan pengertian anti sosial itu sendiri. Perilaku anak-anak yang asyik bermain dengan gadgetnya ketimbang dengan teman sebayanya apakah termasuk kedalam kategori dapat menyebabkan kerusakan pada masyarakat?
Trims...
Salam...